Bos PLN Bantah Rekaman 'Bagi-bagi Fee' dengan Rini Soemarno



Bos PLN Bantah Rekaman 'Bagi-bagi Fee' dengan Rini Soemarno Dias Saraswati, CNN Indonesia |
 Sabtu, 28/04/2018 17:42 WIB





Sumber:Dari Google


  Jakarta, CNN Indonesia -- Direktur Utama PT PLN (Persero) Sofyan Basir membantah melakukan pembahasan tentang bagi-bagi fee dengan Menteri BUMN Rini Soemarno.


"Jadi, itu bukan diskusi komisi, itu diskusi terkait dengan kepemilikan saham oleh PLN ketika melakukan kerja sama dengan perusahaan swasta," kata Sofyan di Karanganyar, Jawa Tengah seperti dikutip dari Antara, Sabtu (28/4).



Sofyan pun meminta kepada semua pihak untuk mendengarkan rekaman pembicaraan tersebut secara utuh. Dia pun menduga ada ada pihak yang sengaja mempermainkan hal tersebut.



Sofyan menjelaskan dalam percakapan tersebut, Rini selaku Menteri BUMN ingin agar PLN tidak hanya menjadi penonton dalam proyek regasifikasi yang direncanakan oleh Tokyo Gas, Mitsui, dan PT Bumi Sarana Migas, tetapi juga ikut dalam setiap bisnisnya.


"Memang kami fokus pada program 35.000 megawatt, tetapi jangan potensi yang baik ditinggalkan," ujarnya.



Lebih dari itu, Sofyan juga menyampaikan kata 'saya' dalam percakapan tersebut bukan mewakili dirinya secara pribadi, tetapi mewakili PLN.



"Bu Rini mengatakan usahakan harus (ikut memiliki saham) untuk kepentingan PLN. Saya bilang kan mereka (perusahaan swasta) cuma 'ngasih' 7,5 persen," katanya.



Sofyan pun berencana akan membawa kasus rekaman percakapan dirinya dengan Rini ke ranah hukum.



"Merekam itu saja sudah salah, tidak ada kasus dan barang belum jadi. Mendengarkan juga salah. Jadi tentunya akan ada konsekuensi hukum,' ucap Sofyan.



Sebelumnya, Kementerian BUMN juga berencana untuk mempidanakan penyebar rekaman percakapan antara Rini dan Sofyan yang beredar di media sosial dengan judul 'Membuka Topeng Rini Soemarno'. 


Dalam percakapan itu ada pembicaraan dari Sofyan Basir-Rini Soemarno. Dalam narasinya juga disebut-sebut soal Ari Soemarno, kakak kandung Rini. Dikutib dari https://www.cnnindonesia.com














Pendidikan Karakter: Pengertian Pendidikan Karakter

Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli

Penguatan pendidikan moral (moral education) atau pendidikan karakter (character education)  dalam konteks sekarang sangat relevan untuk mengatasi krisis moral yang sedang melanda di negara kita. Krisis tersebut antara lain berupa meningkatnya pergaulan bebas, maraknya angka kekerasan anak-anak dan remaja, kejahatan terhadap teman, pencurian remaja, kebiasaan menyontek, penyalahgunaan obat-obatan, p0rn0grafi, dan perusakan milik orang lain sudah menjadi masalah sosial yang hingga saat ini belum dapat diatasi secara tuntas, oleh karena itu betapa pentingnya pendidikan karakter.
Menurut Lickona, karakter berkaitan dengan konsep moral (moral knonwing), sikap moral (moral felling), dan perilaku moral (moral behavior). Berdasarkan ketiga komponen ini dapat dinyatakanbahwa karakter yang baikdidukung oleh pengetahuan tentang kebaikan, keinginan untuk berbuat baik, dan melakukan perbuatan kebaikan. Bagan dibawah ini merupakan bagan kterkaitan ketiga kerangka pikir ini.





Pengertian Pendidikan Karakter Menurut Ahli
1.  Pendidikan Karakter Menurut Lickona
   Secara sederhana, pendidikan karakter dapat didefinisikan sebagai segala usaha yang dapat dilakukan untuk   mempengaruhi karakter siswa. Tetapi untuk mengetahui pengertian yang tepat, dapat dikemukakan di sini definisi pendidikan karakter yang disampaikan oleh Thomas Lickona. Lickona menyatakan bahwa pengertian pendidikan karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti.
2.  Pendidikan Karakter Menurut Suyanto
   Suyanto (2009) mendefinisikan karakter sebagai cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup keluarga, masyarakat, bangsa, maupun  negara.
3.  Pendidikan Karakter Menurut Kertajaya
      Karakter adalah ciri khas yang dimiliki oleh suatu benda atau individu. Ciri khas tersebut adalah asli dan mengakar pada kepribadian benda atau individu tersebut, serta merupakan “mesin” yang mendorong bagaimana seorang bertindak, bersikap, berucap, dan merespon sesuatu (Kertajaya, 2010).
4.  Pendidikan Karakter Menurut Kamus Psikologi
Menurut  kamus psikologi, karakter adalah kepribadian ditinjau dari titik tolak etis atau moral, misalnya kejujuran seseorang, dan biasanya berkaitan dengan sifat-sifat yang relatif tetap (Dali Gulo, 1982: p.29).

Nilai-nilai dalam pendidikan karakter

Ada 18 butir nilai-nilai pendidikan karakter yaitu , Religius, Jujur, Toleransi, Disiplin, Kerja Keras, Kreatif, Mandiri, Demokratis, Rasa Ingin Tahu, Semangat Kebangsaan, Cinta tanah air, Menghargai prestasi, Bersahabat/komunikatif,Cinta Damai, Gemar membaca, Peduli lingkungan, Peduli social, Tanggung jawab.







Hasil Lomba Ketik Cepat  Add caption